Waah kangen ngepost nih... Tapi kali ini cuma mau berbagi saja...
Pada forum seminar nasional tentang gender, di suatu ketika mendiang Gus Dur membuka pembahasannya mengenai gender dengan sebuah andaian.
Seandainya Einstein menikah dengan Marilyn Monroe, maka akan lahir anak wanita yang sempurna, ideal dan cantik-seksinya kayak Marilyn Monroe, namun otaknya jenius kayak Einstein.
Hadirin diam saja.
"Celakanya kalau terbalik," ujar Gus Dur kemudian.
Para hadirin terpingkal tak kunjung henti.
Mereka membayangkan sosok perempuan yang wajahnya gak karu-karuan kayak Einstein, tapi otaknya tolol kayak Marilyn Monroe.
Bagi Hamlet dalam drama-drama Shakespeare, wanita cantik memang selalu tolol Dan tak punya pendirian.
Walaupun tentu saja, Gus Dur dan Shakespeare tidak selalu sahih perihal ini.
Soalnya masih banyak wanita cerdas bahkan jenius yang wajahnya tidak susah-susah amat.
Walaupun sangat kebanyakan, wajah dan tubuhnya memang agak gak karu-karuan!
Di sini jelas, bahwa kecenderungan pada pemujaan tubuh itu bagaikan nafas dalam instalasi perjalanan sejarah.
Tubuh menjadi sangat politis,
Seseorang berpendapat menarik, bahwa semakin seseorang menutup rapat tubuhnya dengan kain cadar atau gamis, menunjukkan sebenarnya, semakin 'garang' seksualitasnya.
Sehingga 'kegarangan' itu harus ditutupi dengan busana yang rapat.
Tetapi kebalikan dari hal itu tak berarti lemah syahwat.
Tergantung pada galibnya, masing-masing kenyataan sosial, perangkat atau mesin di sekitar seksualitas itu Dan itu misterius.
Seksualitas seringkali dieksploitasi, dan perempuan menjadi obyeknya.
Kegarangan perilaku seksual, seringkali tidak hanya dibungkus rapat-rapat dengan busana.
Tetapi agama dan status, simbol-simbol budaya dan pengetahuan, bahkan Tuhan pun dijadikan pembungkus kegarangan seksual sebagai alat legitimasi.
Bagi Foucault, si strukturalis, seks tidak belaka sensasi dan kelezatan tiada tara.
Bukan perkara hukum belaka.
Namun kehendak untuk merayakannya telah memberi peluang pada kekuasaan dan pengetahuan melakukan intimidasi secara dominatif.
Para moralis dan agamawan menghujat mengutuk.
Eksploitasi tubuh molek, pun seksualitas tanpa legitimasi sosial dan hukum, dihajar habis-habisan.
"Siapa yang merasa tidak punya dosa, silahkan menghujatnya,"
Ujar Yesus saat membela perempuan pelacur.
Dan para agamawan serta moralis diam 'klakep'.
Di pintu surga kelak, ternyata sebagian pelacur masuk surga.
Para agamawan dan moralis yang sok suci protes.
Tuhan menjawab, "Mereka tidak melawan-Ku.
Tapi mereka melawan nasib dan kenyataan. Dan mereka dikalahkan.
Sekarang Aku memenangkan mereka dengan surga Firdaus!
Sedang kalian sebagai agamawan dan moralis, hanya mengutuk dan menghakimi mereka".
Prostitusi artis ramai di media-media negeri ini.
Apakah mereka melawan nasib atau tengah merayakan binalitas yang liar dan megah-mewah?
Seksualitas pun dikontrol dan diintimidasi, didominasi, disoal oleh kekuasaan dan pengetahuan.
Benar dan salah dilabelkan tanpa ampun.
Tubuh-tubuh molek dari artis dihujat, dihakimi beramai-ramai karena merayakan apa yang disebut amoralitas dari penyimpangan kegiatan seks.
Padahal di lain tempat, berapa ratus, ribu, bahkan mungkin juta, tubuh yang melawan nasib, berperang melawan kenyataan memedih di tepian-tepian kota, di gang becek, dan tempat-tempat mesum, di dalam kesempitan hidup, gundik orang kaya atau pejabat tinggi yang tak berdaya.
Oh alangkah agungnya hidup.
Namun alangkah butanya para penghujat atas nama moral dan agama.
Seseorang bertanya, siapa sesungguhnya yang keji?
Di saat jarak antara hati dan kenyataan telah sirna?
Pada sekali waktu, seorang ustadz tersesat di jalan mencari sebuah masjid.
Ia bertanya pada para pemuda yang kebetulan lagi mabuk-mabukan di tepi prapatan.
"Maaf, jalan ke masjid Baitul Jannah ke arah mana ya?,"
tanya pak ustadz sambil geleng-geleng kepala melihat pemuda-pemuda yang merasa tak berdosa menenggak arak itu.
"Minuman amoral,"
batin si ustadz.!
"Oh ke arah sana, pak ustadz. Emang pak ustadz jadi penceramah ya?
Ceramah soal apaan sih, pak ustadz?,"
ujar salah seorang pemuda yang teler itu.
"Eh iya. Saya jadi penceramah.
Ceramah agama dengan judul 'Jalan ke Surga'.
Yuk kalian ikut juga, biar tahu jalan ke surga,"
bujuk si ustadz...
"Jalan ke masjid saja ente nanya ke saya.
Apalagi jalan ke surga.
Apa gak sama-sama tersesat nanti, mister ustadz?"
Para pemuda yang teler itu tertawa kepingkel-pingkel, terus-menerus tertawa tak kunjung berhenti.
Moral dan agama:
(jadi) omong kosong. Muncar, 2015 Yai Fiq
Kunjungi juga:
Ini memang sangat miris Ketika semua orang sangat cakap bicara soal moral, ternyata sang pembicara yang paling depan berbuat amoral Ketika seseorang bicara tetang kehormatan, sang pembicara ada dibarisan depan membantai kehormatan Bukan salah islamnya, yang salah adalah akhlaknya, kenapa? Karena ajarannya hanya dihapal, bukan diapresiasikan dlm tingkah laku kehidupan sehari Ada yang dengan alasan sesuap nasi rela merendahkan diri sendiri tapi ada pula yang hanya kepuasan birahi rela merendahkan diri sendiri Selamat siang mohon maaf ini komennya bener nggk ya? Ntar di anggap spam :)
BalasHapus@Ana Maya Elsa, mantaaap teh... kaga teh... ya begitulah kadang kadang saya berfikir sambil geleng geleng kepala ... mirisnya hidup ini.. sayapun tertawa menikmati....
BalasHapusMey izin nyimak aja yaa :D
BalasHapus@Mey Rahmi Arisda, hehehe.... trima kasih sudah singgah...
BalasHapusYa begitulah, terkadang merasa gimana gitu ya kalau melihat yang begitu begitu.. :) "Ah, komenmu nggak nyambung mbak Lis," kata admin
BalasHapusJalan surga kan di telapak kaki ibu... hehe
BalasHapusHahaha... Jadi ikut ketawa Nadia kak,
BalasHapusMalu bertanya sesat dijalan Org nanya belm tentu nggk tau
BalasHapus@Upen, memang seperti itu gan... tapi artikel ini lebih dalam lgi bukan itu sebenarnya yg di bahas....
BalasHapus@Wulandari, surga di telapak kaki ibu bukan berarti neraka tidak ada disampingnya jeng.... hehehe.... @Nadia Sinta, jangan kebablasan neng.... :lol:
BalasHapus@Lisa Nel, tetap nyambung mba.... setiap orang punya pandangan berbeda tentang kata... apalagi makna... semoga sehat selalu...
BalasHapusJalan yang sangat di inginkan setiap makhluk!
BalasHapusJalan menuju surga, tidak akurat dan banyak. Kita tidak tau, di hari sebelumnya dan hari ini kita adalah seorang pembunuh, pemerkosa, penjahat, atau yang lainnya yang besok menjadi seorang Pendeta, Ustadz, Guru disekolah, atau yang lainnya. Semua orang tidak tau jalan kesurga, tapi ada cara agar surga membukakan pintu untuk kita.
BalasHapusSahabat kemanakah dirimu? Sdh lama tak muncul Smg sehat sll ya
BalasHapus@Ukhty Nur Maya, tdk kemana mana ko... hanya belum sempat atau sedang malas nulis artikel.... amiin... semoga selalu sehat juga untukmu...
BalasHapus@Gowthero, yah begitulah.... karena kita tak pernah tau apa yg disembunyikan oleh waktu... pegangan dan pedoman kita sebagai manusia hanya al-ashr... semoga kesehatan sllu menyertaimu...
BalasHapusHai, lama saya nggak ke sini, sekali ke sini blog sampean nge-zom mas, itu tu logo nya terlalu keluar dari heander. Maaf cuma memberitahu. Hehe
BalasHapusKehidupan ini memang banyak warana, ada yang ngos2an menghimbau dan mengajak kejalan yg benar, tapi ada juga yg memberi iming dg kenikmatan sesaat Anehnya yg sesaat lebih dominan utk di minati Tergelicir kaki lebih baik dr tergelicir lidah Walau dg susah payah ttp hrs ada usaha memperbaiki diri Dan satu lagi "kita adalah pemeran utamanya sedangkan yg lain hanyalah komentator"
BalasHapusnyimak aja ya min. :-D jangan lupa mampir :-D
BalasHapus@Ukhty Nur Maya, paling tidak dengan memegang pribahasa (jika tidak bisa memperbaiki maka jangan tambah merusaknya) kita lebih berhati hati dalam melangkahkan kaki menyambut hari esok untuk lebih baik... semoga sukses terus untukmu... :lol:
BalasHapus@Lisa Nel, lgi ngga fokus ke blog soalnya teh... :lol: nantilah kapan kapan aja di beresin nih blog.. sukses terus yoo buat teteh.. makin jaya aja nih!!!
BalasHapusAne hadir membawa damai... Jangan luva kunbal y gan..
BalasHapusalhamdulillah setelah menghilang beberapa saat ,,, muncul dengan koreksinya makasihnya selamat bersibuk ria di dunia nyata sukses selalu untukmu salam
BalasHapus@Ukhty Nur Maya, hehehehe.... :lol: sukses juga untukmu.. wa alaikumsalam wr.wb
BalasHapus@Jailani Hayyan, mau di kunjungi juga rupanya... wkwkwkwk :lol: coba dah kesono...
BalasHapuswidih.. keren amat postnya.
BalasHapuslogo headernya kol gede bnget mas
BalasHapusMaunya Logonya Yang Bacaan Itu , Love Is Cinta , :)
BalasHapusMenjadi pahlawan di tengah2 keberadaan sendiri ? perangi diri dulu dah kalau begitu. Mana tau malah ada yang bantu perangi :)
BalasHapus@pundalisa, hahaha... sini aku bantu.... kita perang bersama biar lebih kuat... :lol: wkwkwkwk
BalasHapusMau nanya!: Lebih baik mati terbunuh atau mati dibunuh atau mati bunuh diri!??
BalasHapus@Sudrajat, hahahaha.... aduh berat itu gan.. masalah baik mana tentang kemTian saya blm mati soalnya... lah coba tanya yg udah mati aja biar jelas :lol: :lol:
BalasHapusnampaknya sangat sibuk di dunia nyata ya baiklah salam
BalasHapus@Ukhty Nur Maya, hehehehe.... iya nih lagi so sibuk... padahal males... :lol:
BalasHapusalhamdulillah setelah sekian lama muncul juga selamat teraweh ya hehe,,
BalasHapusakhirnya... update lagi..
BalasHapusHalo bro kapan update lagi artikel barunya hehe udah lama gak nongol nongol kemane aje :?:
BalasHapusBila ingin masuk surga perbanyaklah berbuat kebaikan dan tinggalkan kebiasaan buruk kayak ngomongin orang dan sebagainya
BalasHapusudah lama gak posting ya gan?.. Kok post ini udah lawas banget
BalasHapus@Atep Setiawan, hehehe... siiip ntuh... lgi males ngetik ngetiknya mas bro...
BalasHapusamalan, perkataan, perbuatan, pakaian harus seimbang. walaupun seimbang bukan berarti sempurna juga..
BalasHapusanda benar perempuan sering di jadikan objek seksualitas tapi sebagian dari mereka menikmati ini dengan alasan kesetaraan gender.
BalasHapus@Zensei, shodaqallahuladzim... alasan alasan itu saya ndak tau menau.. yg jelas ya begitulah... :lol: :lol: ... @Endah, njiih mekoten... niat untuk lebih baik prioritas untuk melandasi itu semua...
BalasHapus